Mengenal Kesenian Angklung Jawa Barat: Panduan Lengkap Alat Musik Bambu
Jelajahi sejarah, jenis, cara bermain, dan makna filosofis Angklung Jawa Barat. Temukan tempat terbaik untuk menikmati warisan budaya UNESCO ini.
Mengenal Kesenian Angklung Jawa Barat: Panduan Lengkap Alat Musik Bambu
Alunan harmonis dari bambu ini bukan sekadar musik, tapi cerminan gotong royong dan kekayaan budaya Sunda yang telah diakui dunia.
Angklung, alat musik multitonal (bernada ganda) yang khas dari Jawa Barat, Indonesia, terbuat dari rangkaian tabung bambu. Cara memainkannya yang unik, yaitu dengan digoyangkan, menghasilkan nada khas yang menenangkan sekaligus membangkitkan semangat. Kesenian ini tidak hanya menjadi ikon budaya Sunda tetapi juga telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO sejak November 2010. Mari kita selami lebih dalam pesona Angklung Jawa Barat.
Sejarah dan Asal Usul Angklung
Angklung memiliki akar sejarah yang panjang dalam kebudayaan masyarakat Sunda di Jawa Barat. Keberadaannya diperkirakan telah ada sejak masa Kerajaan Sunda (abad ke-7 hingga ke-16). Awalnya, Angklung tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga memiliki peran ritual, terutama dalam upacara agraris untuk menghormati Dewi Sri, dewi padi dan kesuburan. Bunyi Angklung dipercaya dapat mengundang keberkahan dan hasil panen yang melimpah.
Lokasi Peta Google: Kota Bandung
Seiring waktu, fungsi Angklung berkembang menjadi sarana hiburan, pengiring upacara adat, hingga pembangkit semangat juang pada masa perjuangan. Perkembangan signifikan terjadi pada sekitar tahun 1938 ketika Daeng Soetigna menciptakan Angklung dengan tangga nada diatonis (do-re-mi), yang dikenal sebagai Angklung Padaeng. Inovasi ini memungkinkan Angklung memainkan repertoar lagu yang lebih luas, termasuk musik Barat, dan semakin mempopulerkannya. Puncaknya adalah pengakuan UNESCO yang menegaskan status Angklung sebagai warisan budaya dunia yang perlu dilestarikan. Sumber: UNESCO
Periode/Masa | Perkiraan Waktu | Perkembangan Utama Angklung |
---|---|---|
Awal Mula | Sebelum Abad ke-7 (?) | Bentuk awal, penggunaan dalam ritual agraris Dewi Sri. |
Kerajaan Sunda | Abad ke-7 - 16 | Berkembang dalam masyarakat Sunda, fungsi ritual dan sosial. |
Masa Kolonial | Abad ke-17 - 20 Awal | Sempat dilarang, bertahan di komunitas tertentu. |
Era Daeng Soetigna | Sekitar 1938 | Penciptaan Angklung Diatonis (Angklung Padaeng). |
Pasca Kemerdekaan | 1945 - sekarang | Revitalisasi, pengembangan oleh Udjo Ngalagena (Saung Angklung Udjo). |
Pengakuan Internasional | 2010 | Ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. |
Filosofi dan Makna Angklung dalam Budaya Sunda
Lebih dari sekadar alat musik, Angklung menyimpan filosofi mendalam yang berakar kuat dalam Budaya Sunda. Cara memainkannya yang unik, di mana satu Angklung hanya menghasilkan satu nada, menuntut kerja sama antar pemain untuk menciptakan harmoni melodi. Hal ini mencerminkan nilai fundamental masyarakat Sunda, yaitu gotong royong (kerja sama) dan kebersamaan.
Setiap pemain harus peka terhadap nada yang dimainkan pemain lain, saling mengisi, dan menjaga ritme bersama. Tidak ada satu pemain pun yang bisa menonjol sendirian untuk menghasilkan musik yang indah; semua bergantung pada kontribusi kolektif. Filosofi ini mengajarkan tentang pentingnya kerendahan hati, saling menghargai, dan harmoni sosial. Bunyi bambu yang alami juga sering dimaknai sebagai kedekatan manusia dengan alam.
Aspek Filosofis | Makna dalam Konteks Angklung | Nilai Budaya Sunda yang Tercermin |
---|---|---|
Satu Angklung Satu Nada | Keterbatasan individu, membutuhkan orang lain. | Saling membutuhkan, kerendahan hati. |
Permainan Kolektif | Menghasilkan harmoni melalui kerja sama. | Gotong Royong, kebersamaan, musyawarah. |
Harmoni Nada | Keseimbangan dan keselarasan bunyi. | Keselarasan hidup (sosial dan dengan alam), silih asah, silih asih, silih asuh. |
Bahan Bambu | Kedekatan dengan alam, kesederhanaan. | Menghargai alam, kesahajaan. |
Goyangan (Getaran) | Dinamika kehidupan, ritme alam. | Fleksibilitas, adaptasi. |
Jenis-Jenis Angklung yang Perlu Anda Ketahui
Meskipun Angklung Padaeng (diatonis) adalah yang paling dikenal luas saat ini, terdapat berbagai jenis Angklung tradisional yang masih lestari di beberapa komunitas adat di Jawa Barat. Masing-masing memiliki karakteristik, fungsi, dan tangga nada yang unik. Mengenal ragam jenis ini memperkaya pemahaman kita tentang kekayaan Angklung.
Beberapa jenis Angklung yang cukup dikenal antara lain:
- Angklung Kanekes: Berasal dari masyarakat Baduy, digunakan untuk ritual adat, bukan hiburan. Memiliki tangga nada pentatonis (lima nada).
- Angklung Gubrag: Terdapat di Cipining, Bogor. Digunakan dalam ritual menanam padi. Ukurannya cenderung lebih besar.
- Angklung Dogdog Lojor: Ditemukan di Kasepuhan Pancer Pangawinan atau masyarakat adat Dogdog Lojor. Digunakan dalam upacara adat seren taun. Diiringi dengan alat musik dogdog (sejenis gendang).
- Angklung Padaeng: Angklung diatonis (do-re-mi-fa-sol-la-si-do) hasil inovasi Daeng Soetigna. Memungkinkan memainkan berbagai jenis musik. Paling populer dan banyak digunakan saat ini.
Jenis Angklung | Asal Daerah/Komunitas | Tangga Nada | Fungsi Utama | Ciri Khas |
---|---|---|---|---|
Angklung Kanekes | Baduy (Banten/Jabar) | Pentatonis | Ritual adat (seren taun, ngaseuk) | Sakral, tidak untuk hiburan umum, bentuk khas. |
Angklung Gubrag | Cipining, Bogor | Pentatonis | Ritual tanam padi | Ukuran relatif besar. |
Angklung Dogdog Lojor | Kasepuhan Dogdog Lojor | Pentatonis | Upacara adat (seren taun) | Dimainkan bersama dogdog. |
Angklung Padaeng | Bandung (Inovasi) | Diatonis Kromatis | Pendidikan, hiburan, pertunjukan | Bisa memainkan musik modern/internasional. |
Angklung Badeng | Garut | Pentatonis (?) | Dakwah Islam, pengiring Badeng (seni terbang) | Terkait dengan penyebaran agama Islam. |
Angklung Kanekes
Angklung Kanekes adalah jenis Angklung yang paling tua dan dianggap sakral oleh masyarakat Baduy. Angklung ini hanya dimainkan pada saat-saat tertentu, terutama dalam rangkaian ritual padi, dan tidak boleh dimainkan di luar waktu tersebut atau untuk tujuan hiburan semata. Bentuknya lebih sederhana dibandingkan Angklung Padaeng.
Angklung Padaeng (Diatonis)
Inovasi Daeng Soetigna pada tahun 1938 mengubah lanskap Angklung secara signifikan. Dengan memperkenalkan tangga nada diatonis kromatis, Angklung Padaeng dapat memainkan melodi dan harmoni yang kompleks, mirip dengan alat musik Barat. Hal ini membuka pintu bagi Angklung untuk dimainkan dalam orkestra, mengiringi lagu-lagu populer, dan diajarkan secara luas di sekolah-sekolah. Inilah jenis Angklung yang paling sering kita jumpai dalam pertunjukan modern.
Cara Memainkan Angklung: Dari Dasar Hingga Harmoni
Memainkan Angklung terlihat sederhana, namun membutuhkan teknik dan koordinasi yang baik, terutama saat bermain dalam ansambel. Prinsip dasarnya adalah menggoyangkan Angklung sehingga bagian dalam tabung bambu (disebut 'jangat') membentur dasar tabung resonator, menghasilkan bunyi.
Berikut adalah langkah-langkah dasar dan teknik bermain Angklung:
- Memegang Angklung: Pegang rangka Angklung dengan satu tangan (biasanya tangan kiri) pada simpul pertemuan tiang vertikal dan horizontal. Pastikan Angklung tegak lurus. Tangan lainnya (biasanya tangan kanan) memegang bagian bawah salah satu tabung nada utama.
- Teknik Getaran (Kurulung): Ini adalah teknik paling dasar. Goyangkan Angklung dengan getaran cepat menggunakan pergelangan tangan kanan, sehingga nada berbunyi terus-menerus dan merata.
- Teknik Sentakan (Centok): Tarik tabung dasar dengan cepat menggunakan jari ke arah telapak tangan kanan. Ini menghasilkan bunyi tunggal yang pendek dan tegas.
- Bermain Melodi: Dalam ansambel, setiap pemain memegang satu atau lebih Angklung yang mewakili nada tertentu. Pemain harus menggoyangkan Angklungnya sesuai giliran nada dalam melodi lagu.
- Bermain Harmoni/Akor: Beberapa pemain secara bersamaan memainkan nada-nada yang membentuk akor, menciptakan lapisan harmoni yang kaya.
Latihan rutin dan kekompakan tim adalah kunci untuk menghasilkan permainan Angklung yang indah dan harmonis.
Teknik Permainan | Deskripsi | Hasil Bunyi | Penggunaan Umum |
---|---|---|---|
Kurulung | Menggoyangkan Angklung dengan getaran cepat dan konstan. | Nada panjang, rata | Memainkan melodi panjang, legato. |
Centok/Cetok | Menarik/menyentak tabung dasar dengan cepat. | Nada pendek, tegas | Staccato, ritmis, penekanan nada. |
Tengkep | Mirip kurulung, tapi salah satu tabung ditahan agar tidak berbunyi. | Nada tunggal murni | Variasi warna suara (jarang dipakai). |
Bermain Ansambel | Memainkan nada sesuai bagian dalam aransemen lagu bersama tim. | Melodi & Harmoni | Pertunjukan Angklung pada umumnya. |
Di Mana Menyaksikan dan Belajar Angklung di Jawa Barat?
Jawa Barat, khususnya Bandung dan sekitarnya, adalah tempat terbaik untuk merasakan pengalaman Angklung secara langsung. Beberapa lokasi menawarkan pertunjukan yang memukau sekaligus kesempatan untuk belajar memainkannya.
Tempat paling ikonik tentu saja adalah Saung Angklung Udjo. Namun, ada juga tempat-tempat lain yang menawarkan pengalaman serupa atau berbeda.
Lokasi | Jenis Pengalaman | Estimasi Harga (Pertunjukan) | Catatan Khusus |
---|---|---|---|
Saung Angklung Udjo (Bandung) | Pertunjukan, Workshop, Belajar Main | Mulai Rp 70.000 (Domestik) | Paling populer, interaktif, jadwal reguler. |
Kampung Budaya Sindang Barang (Bogor) | Pertunjukan Adat, Penginapan | Variatif (tergantung paket) | Pengalaman budaya Sunda lebih luas, termasuk Angklung Gubrag. |
Sanggar Seni Tradisional | Workshop, Kursus Privat/Grup | Variatif | Cari informasi sanggar lokal di Bandung, Garut, dll. |
Acara Kebudayaan/Festival | Pertunjukan Insidental | Seringkali Gratis / Tiket Acara | Cek jadwal event budaya Pemprov Jabar atau Pemkot/Pemkab. |
Sekolah Seni (ISBI Bandung) | Pertunjukan Mahasiswa, Pendidikan Formal | Terkadang Gratis/Murah | Pertunjukan mungkin tidak reguler untuk umum. Info ISBI |
Saung Angklung Udjo: Ikon Angklung Dunia
Didirikan oleh Udjo Ngalagena (alm.) dan istrinya, Uum Sumiati, pada tahun 1966, Saung Angklung Udjo (SAU) adalah sebuah laboratorium sekaligus pusat pelestarian dan pengembangan Angklung. Terletak di Padasuka, Bandung, SAU menawarkan pertunjukan "Kaulinan Urang Lembur" yang menampilkan berbagai kesenian Sunda, termasuk demonstrasi Angklung, wayang golek, helaran, dan tari topeng. Puncak acara biasanya adalah saat penonton diajak bermain Angklung bersama, menciptakan orkestra dadakan yang meriah dan mengesankan. SAU berperan besar dalam mempopulerkan Angklung ke kancah internasional.
Pengalaman Interaktif Lainnya
Selain SAU, beberapa desa adat atau sanggar seni terkadang membuka workshop singkat bagi wisatawan. Di Kampung Budaya Sindang Barang, misalnya, Anda bisa melihat Angklung Gubrag dalam konteks ritual adatnya. Mencari sanggar-sanggar kecil di sekitar Bandung atau pusat kebudayaan daerah lainnya juga bisa menjadi alternatif untuk pengalaman yang lebih personal atau mendalam. Beberapa sekolah juga memiliki ekstrakurikuler Angklung yang terkadang tampil di acara-acara lokal.
Upaya Pelestarian dan Pengembangan Angklung
Pengakuan UNESCO menjadi momentum penting untuk semakin menggencarkan upaya pelestarian Angklung. Berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, lembaga pendidikan, hingga individu, aktif berperan dalam menjaga keberlangsungan kesenian ini.
Upaya pelestarian meliputi:
- Pendidikan: Memasukkan Angklung ke dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah Jawa Barat. Mendirikan sanggar dan pusat pelatihan.
- Komunitas: Grup-grup Angklung di masyarakat terus aktif berlatih dan tampil, baik di acara lokal maupun nasional/internasional.
- Regenerasi: Mendorong generasi muda untuk mencintai dan mempelajari Angklung melalui workshop, kompetisi, dan pertunjukan yang menarik.
- Dokumentasi: Mencatat sejarah, teknik pembuatan, dan ragam jenis Angklung.
- Inovasi: Mengembangkan teknik permainan, aransemen lagu-lagu baru, dan memadukan Angklung dengan Alat Musik Tradisional atau modern lainnya. Sumber: Kemdikbud
Pihak Terlibat | Bentuk Upaya Pelestarian & Pengembangan | Contoh Kegiatan |
---|---|---|
Pemerintah (Pusat & Daerah) | Kebijakan (Muatan Lokal), Fasilitasi, Promosi, Pendanaan Event | Festival Angklung, Bantuan ke Sanggar, Promosi Wisata Budaya |
Lembaga Pendidikan (Sekolah, ISBI) | Kurikulum, Ekstrakurikuler, Penelitian, Pendidikan Formal Seni | Pengajaran Angklung di SD-SMA, Jurusan Karawitan/Musik Bambu, Kajian Akademik |
Komunitas & Sanggar (SAU, dll) | Pelatihan, Pertunjukan, Regenerasi, Inovasi Aransemen | Workshop, Pertunjukan Reguler, Menciptakan aransemen baru, Kompetisi Angklung |
Individu & Seniman | Kreasi Baru, Pengajaran, Dokumentasi Mandiri | Komposer Angklung, Pengajar Privat, Vlogger Budaya |
UNESCO & Lembaga Internasional | Pengakuan Global, Jaringan Pelestarian, Dukungan Proyek (kadang) | Status Intangible Heritage, Kolaborasi Budaya Antarnegara |
Angklung di Era Modern: Adaptasi dan Inovasi
Angklung terus menunjukkan relevansinya di era modern melalui berbagai adaptasi dan inovasi. Para seniman Angklung tidak ragu untuk mengeksplorasi kemungkinan baru, memadukan Angklung dengan genre musik lain seperti pop, jazz, rock, hingga musik elektronik. Orkestra Angklung modern mampu membawakan lagu-lagu hits masa kini maupun komposisi klasik dunia dengan aransemen yang memukau.
Selain itu, Angklung juga kerap tampil dalam berbagai acara kenegaraan, festival musik internasional, dan menjadi duta budaya Indonesia di luar negeri. Keunikan dan filosofinya membuatnya tetap menarik bagi audiens global. Ada pula upaya-upaya pengembangan Angklung dalam format digital atau aplikasi, meskipun pengalaman memainkan Angklung fisik tetap tak tergantikan. Adaptasi ini memastikan bahwa Angklung tidak hanya lestari sebagai warisan masa lalu, tetapi juga hidup dan berkembang di masa kini dan mendatang.
Konteks Modern | Bentuk Adaptasi & Inovasi | Contoh Penerapan |
---|---|---|
Pertunjukan Musik | Orkestrasi Angklung, Fusion dengan genre lain (Pop, Jazz, dll) | Konser Angklung membawakan lagu modern, kolaborasi. |
Pendidikan | Metode pengajaran interaktif, Modul online | Aplikasi belajar Angklung, Tutorial YouTube. |
Diplomasi Budaya | Penampilan di acara internasional, Hadiah kenegaraan | Pertunjukan di kedutaan, festival budaya dunia. |
Teknologi | Eksperimen Angklung digital/elektronik, Aplikasi | Virtual Angklung (simulasi), Rekaman digital. |
Pariwisata | Paket wisata budaya, Workshop singkat untuk turis | Pengalaman bermain Angklung di destinasi wisata. |
Kesimpulan
Angklung Jawa Barat adalah sebuah mahakarya budaya yang sarat makna. Dari akar ritualnya hingga menjadi pertunjukan kelas dunia, Angklung merepresentasikan harmoni, kerja sama, dan kekayaan tradisi Sunda. Keindahan bunyinya yang khas, dipadukan dengan filosofi gotong royong yang mendalam, menjadikannya warisan berharga yang patut kita banggakan dan lestarikan bersama. Mengunjungi Saung Angklung Udjo atau tempat pertunjukan lainnya di Jawa Barat bukan hanya sekadar wisata, tetapi juga sebuah perjalanan untuk memahami jiwa masyarakat Sunda melalui alunan bambu yang magis.
Saran Internal Linking:
- Hubungkan frasa Budaya Sunda ke artikel lain yang membahas kebudayaan Sunda secara umum (jika ada).
- Hubungkan nama Saung Angklung Udjo ke artikel review atau panduan spesifik tentang Saung Angklung Udjo (jika ada).
- Hubungkan frasa Alat Musik Tradisional ke halaman kategori atau artikel lain yang membahas alat musik tradisional Indonesia lainnya (jika ada).
Sumber Eksternal yang Digunakan:
- UNESCO Intangible Cultural Heritage: https://ich.unesco.org/en/RL/indonesian-angklung-00393
- Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/angklung/
- Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung: https://isbi.ac.id/
- (Opsional: Tambahkan tautan ke berita atau artikel fitur tentang Angklung dari sumber terpercaya seperti Kompas, Tempo, atau National Geographic Indonesia jika relevan).
Posting Komentar